Rabu, 29 Mei 2013

Kampus Konservasi dengan Teknologi Modern


Universitas Negeri Semarang adalah kampus yang berbasis konservasi yang telah mendapatkan gelar sebagai kampus hijau atau kampus konservasi dengan penataan lingkungan, akademik, prestasidanlain – lain. Universitas Negeri Semarang terkenal dengan sebutan tersebut karena banyak hal prestasi yang diraih oleh kampus ini untuk menjadikan kampus yang selektif dan berpotensi di bidang akademik maupun non akademik pada khususnya.
Pada saat ini Unnes (Universitas negeri Semarang) telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat dimulai dari pembangunan Gedung GSG yang saat ini telah bisa ditempati dan dapat dinikmati oleh warga unnes sendiri. Di gedung Rektor Unnes sudah ada kemajuan teknologi untuk mengantarkan penumpang dari bawah lantai dasar (basement) kelantai batas atas. Biasanya yang digunakan masyarakat dan biasa bayak ditemui yaitu escalator.Dengan kemajuan zaman semua pekerjaan dibuat sepraktis mungkin agar manusiaatau orang dapat berpindah dari bawah menuju ke atas dengan bantuan teknologi yang telah ada yaitu escalator atau juga yang lebih praktisyaitu lift.
Lift maupun escalator sudah dapat dirasakan oleh masyarakat luas dan mudah dijumpai misalkan, mall, kantor besar (perusahaan), dan pada gedung – gedung besar. Di unnes sudah ada menggunakan teknologi lift untuk membawa penumpang dari lantai bawah keatas yaitu di gedung rektor Unnes. Di gedung – gedung tinggi unnes seperti gedung pusat, gedung dekan semua fakultas, danperpustakaanitubelummenggunakanfasilitasini.Fasilitas ini harus dimanfaatkan oleh semua warga unnes karena teknologi ini sangat bermanfaat bagi penggunanya dan tidak banyak membuang energy seperti pada saat berjalan pada tangga.
Misalkan tangga tersebut diganti dengan tangga berjalan (escalator), pasti semua energy tidakt erbuang percuma dan kita tidak mengantuk pada saat pelajaran.Dengan dua teknologi tersebut akan mendapatkan manfaat yang berguna bagi tubuh dan waktu.
1.      Dapat menghemat energy jalan naik tangga
2.      Dapat menghematwaktu
3.      Dapat merefleksikan diri seusai jalan normal

Senin, 20 Mei 2013

Not Blood, Yes Biopori enable



Universitas Negeri Semarang adalah kampus yang berbasis konservasi yang telah mendapatkan gelar sebagai kampus hijau atau kampus konservasi dengan penataan lingkungan, akademik, prestasi dan lain – lain. Universitas Negeri Semarang terkenal dengan sebutan tersebut karena banyak hal prestasi yang diraih oleh kampus ini untuk menjadikan kampus yang selektif dan berpotensi di bidang olahraga pada khususnya.
Universitas Negeri Semarang juga berperan penting pada penataan lingkungan. Ligkungan hijau yang mengitari sepanjang unnes sudah terbukti bahwa penataan lingkungan pada daerah tersebut sudah tertata rapi dengan sedemikian rupa sehingga menjadikan kampus hijau yang pertama di Indonesia. Konsep yang akan diterapkan kali ini adalah upaya pencegahan banjir pada kampus unnes sebagai kampus hijau (konservasi) dengan konsep biopori pada pinggir – pinggir jalan sepanjang unnes.
Sampai sekarang Unnes hanya menggunakan lubang biopori pada dinding aspal saja misalkan pada atap atas GSG Unnes itu sudah mnggunakan lubang biopori untuk mengalirkan air hujan dengan debit yang lumayan cukup banyak sehingga pembuatan lubang tersebut di buat lebih banyak. Lebih banyak menggunakan biopori lebih efektif juga untuk mengatasi banjir atau luapan air yang melebihi kapasitas
Kita harus tahu terlebih dahulu definisi dari biopori itu sendiri. Biopori adalah lubang resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resapan air pada tanah. Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan pupuk (pupuk kompos). Dengan lubang biopori yang di tempatkan di sekitar jalan sepanjang unnes dengan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara :
1.      Meningkatkan daya resap air.
2.      Mengubah sampah organik menjadi pupuk komos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan).
3.  Memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.
Dengan tujuan ini permasalahan hujan lebat dan mengakibatkan banjir disekitar telah teratasi dengan sempurna menggunakan sistem biopori. Memang sepanjang jalan unnes sudah diberi selokan untuk aliran air hujan. Tapi dengan berjalannya sistem ini akan banyak membantu kalau seandainya selokan yang telah dibuat tersebut tidak dapat menampung debit air cukup banyak yang juga dapat mengakibatkan banjir di area tersebut.
Dengan sistem ini dapat menguntungkan selain dapat mencegah banjir, biopori juga bisa dijadikan sebagai pupuk kompos. Pemanfaatan system ini belum digunakan sebagian besar di kampus – kampus Indonesia maupun di masyarakat. Unnes saat ini sudah menjalakan sistem ini karena mengingat bahwa unnes adalah kampus konservasi dan ini sudah terlaksanakan secara valid dan benar. Di sepanjang jalan aspal unnes sudah diberi semacam saluran yang menggunakan sistem biopori tersebut.